Selasa, 07 Maret 2017

Dr. Dirgantara Wicaksono, M.Pd M.M kurikulum Negara Mesir




Nama : Nadya Nadziratul Ula
NIM    : 2015-8200-51 
Kelas  : Bsd / 4
Hasil gambar untuk bendera mesir


 "Sistem Pendidikan di Mesir"

Dalam perkembangan sistem pendidikan di Mesir sampai dengan masa kemerdekaan, tahun 1956: terdapat 5 sistem persekolahan, yaitu:
Al-Azhar dengan sekolah-sekolah/ madrasah yang bernaung di bawahnya juga disebut “Kuttab”
Sistem sekolah/ pengajaran bahasa asing
Sistem sekolah berbahasa Arab
Sekolah-sekolah pemerintah, dan
Sekolah asing dengan kurikulumnya sendiri.
Tugas pertama pemerintah adalah untuk menciptakan satu sistem pendidikan nasional, untuk menyatukan berbagai sistem pendidikan/ atau persekolahan tersebut. Maka sejak tahun 1953 sampai tahun 1960, telah dikeluarkan berbagai perundangan pendidikan, yang bertujuan untuk mengintegrasikan dan mengkonsulidasikan, mengkonsolidasikan berbagai jenis dan sistem sekolah yang pada mulanya otonom menjadi satu sistem pendidikan nasional. Menurut perundang-undangan yang ada, maka sistem persekolahan bermula dari pra-sekolah atau taman kanak-kanak, sekolah dasar 6 tahun, sekolah persiapan 3 tahun, sekolah menengah 3 tahun dan universitas 4 tahun. Dengan demikian, menganut struktur persekolahan 6-3-3-4.
Anak-anak masuk sekolah rendah/ dasar pada umur 6 tahun sampai dengan 12 tahun, dan pendidikan dasar 6 tahun ini merupakan kewajiban belajar dan bebas bayar. Semua sekolah swasta yang memungut bayaran, setelah diintegrasikan ini menjadi bebas bayar bagi tingkatan sekolah dasarnya. Untuk mengakhiri sekolah dasar ini, tidak diadakan ujian: kecuali ujian masuk kesekolah lanjutan (bagi mereka yang akan melanjutkan), pelajaran bahasa asing ditiadakan dan sekolah dasar ini harus di selenggarakan secara ko-edukatif. Sekolah persiapan untuk sekolah menengah (preparatory stage),berlangsung selama 3 tahun. Sifat pendidikannya adalah umum, tidak ada pembagian jurusan. Sedangkan sekolah menengah (General secondary stage), juga berlangsung selama tiga tahun, pada umumnya juga merupakan sekolah umum, sebagai persiapan untuk masuk ke perguruan tinggi. Namun di daerah-daerah pedesaan, diadakan sekolah-sekolah kejuruan dan teknik. Dalam tahap ini, sekolah-sekolah diselengggarakan secara terpisah antara anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan.
Pada saat ini sistem pendidikan di Mesir dibagi ke dalam tiga tahapan, yaitu:
  1. Pendidikan Dasar (Altaklimil Islamiy)
  2. Pendidikan Menengah (Altaklimil altsanamy)
  3. Pasca Pendidikan Sekunder (Altaklimil jaamiiy)
Hasil gambar untuk al azhar kairo
Universitas Al-Azhar merupakan salah satu pusat peradabain islam tertua di Mesir

Sejak perluasan bebas wajib belajar hukum pada tahun 1981 maka diadakan peraturan baru yang isinya kurang lebih yaitu bebas baiya wajib belajar bagi sekolah persiapan atau sekolah dasar. Sedangkan untuk perguruan tinggi atau pasca Pendidikan Sekunder negeri, hanya membayar biaya pendaftaran saja.
Adapun jenis-jenis Sekolah di Mesir adalah sebagai berikut:

1. Sekolah Negeri

Sekolah negeri berada di bawah pemerintah. Masyaraka Mesir dapat mengenyam pendidikan tinggi tanpa biaya dan hanya membayar uang pendaftarannya saja. Sedangkan mahasiswa internasional harus membayar penuh biaya pendidikan yang mencapai hingga $ 1500 per tahun. Secara umum, terdapat dua jenis sekolah-sekolah negeri: Arab dan sekolah Eksperimental Language Schools.

2. Sekolah Arab, pemerintah menyediakan kurikulum nasional dalam Bahasa Arab.

3. Eksperimental Language Schools, pendidikan yang diajarkan sebagian besar dalam bahasa asing, contohnya kurikulum dalam bahasa Inggris, Perancis dan menambahkan kedua sebagai bahasa asing.
Hampir semua sekolah negeri di Mesir memiliki asrama untuk para mahasiswanya. Terutama untuk mahasiswa internasional. Sedangkan mahasiswa lokal atau dalam negeri kebanyakan tinggal di rumah orang tuanya. Sedangkan untuk pendaftaran ke sekolah negeri yaitu melalui sentralisasi kantor (Office of Adminission Mesir Universitas/ Maktab Tansiyqil jaamiaty al-misriyah). Siswa dengan skor yang lebih tinggi memiliki peluang yang lebih baik mendapatkan tempat sendiri di sekolah pilihan mereka.
Mesir merupakan negara yang tidak mengenal adanya dikotomi ilmu, tidak ada perbedaan atau pemisahan antara ilmu umum maupun ilmu agama, keduanya sama pentingnya dan sama-sama berperan dalam kehidupan. Tidak hanya Indonesia yang menerapkan sistem wajib belajar, ternyata di Mesir pun juga menerapakan sistem tersebut. Masyarakat Mesir harus pandai dalam hal baca tulis dan terdidik, harus memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menjadi masyarakat yang produktif, pendidikan juga harus fleksibel, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Hasil gambar untuk ikpdn mesir
foto bersama beberapa pelajar indonesia yang sedang study di Mesir

 "Kebijakan Pendidikan di Mesir"

Kurikulum dan Metodologi Pengajaran
Di Mesir, kurikulum adalah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum terdiri dari konsultan, supervisor, para ahli, para profesor pendidikan, dan guru-guru yang berpengalaman. Biasanya ada sebuah panitia untuk setiap mata pelajaran atau kelompok pelajaran, dan ketua-ketua panitia ini diundang rapat sehingga segala keputusan daat di koordinasikan. Kurikulum yang sudah dihasilkan oleh panitia diserahkan kepada Dewan Pendidikan Pra universtias yang secara resmi mengesahkan untuk diimplementasikan. Berdasarkan peraturan, kurikulum dapat diubah dan disesuaikan untuk mengakomodasikan kondisi setempat atau hal-hal khusus.
Pusat Penelitian pendidikan Nasional bertanggung jawab mengumpulkan informasi mengenai materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan mengenai implementasinya dilapangan. Hasil penelitian itu disalurkan ke dewan kesekretariatan dan apabila diperlukan perubahan, sebuah penelitian dibentuk dan dibagi tugas untuk mempelajarinya dan merumuskan perubahan-perubahan itu. Sejumlah besar supervisor konsultan dari semua level bertemu secara reguler dengan guru-guru guna memberikan bimbingan dan untuk mengumpulkan informasi. Ada berbagai pusat latihan, sekolah percobaan, dan sekolah percontohan, yang bertujuan untuk pembaharuan kurikulum serta perbaikan metode mengajar. Garis besar kurikulum ditentukan sebuah tim kecil mirip dengan tim yang diterangkan diatas dibentuk untuk menulis buku teks. Buku teks menurut kurikulum tidak persis sama dengan kurikulum yang dilaksanakan. Perbedaannya disebabkan oleh faktor seperti kondisi kelas, kurangnya alat peraga dan perlengkapan lainnya, dan kualitas guru bertentangan dengan apa yang digariskan dalam kurikulum, kebanyakan pengajaran masih berorientasi verbal.
Materi pelajaran disiapkan oleh berbagai badan atau lembaga-lembaga termasuk panitia kurikulum dari semua jurusan para akademisi dan asosiasi guru mata pelajaran. Pada umumnya sekolah dan masing-masing guru mempunyai kebebasan yang aga luas dalam memilih materi pelajaran.
Ujian, Kenaikan Kelas, dan Sertifikasi
Sistem ujian di Mesir sangat memengaruhi pemikiran murid, orang tua serta para pejabat pendidikan karena begitu pentingnya hasil ujian itu. Ujian naik kelas ditetapkan pada Grade 2, 4, dan 5, dan ujian negara pertama dilaksanakan pada akhir grade 8. Murid yang lulus mendapat Sertifikasi Pendidikan Dasar, dan dengan itu dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Jumlah skor menentukan jenis sekolah yang akan dimasuki, dan itu sangat penting karena umumnya hanya murid-murid yang mendapat skor tinggi saja yang dapat masuk ke sekolah-sekolah menengah akademik yang diinginkan menuju universitas. Kalau tidak, mereka masuk kesekolah-sekolah teknik atau institut pendidikan lain. Jadi, masa depan anak muda mesir banyakan tergantung pada nilai yang diperoleh pada ujian negara. Hal ini menjadi sangat penting sehingga menjadi persaingan sesama murid sangat ketat.
Sama halnya dengan siswa-siswa yang akan menamatkan pendidikan menengah, karena jumlah skor yang diperoleh menentukan fakultas atau universitas mana yang mereka masuki.
Sungguh jauh berbeda dengan di Indonesia. Di Mesir untuk masuk fakultas tidak diadakan ujian lagi, melainkan cukup ujian penghabisan Tsanawiyah (SMA) saja. Mereka masuk satu fakultas menurut jurusannya, dan menurut tertib tingkat lulusnya dalam ujian penghabisan Tsanawiyah itu. Pelajar-pelajar yang nilanya istimewa, baik sekali, didahulukan menerimanya dari pelajar-pelajar yang nilainya baik atau maqbul, atau dengan perkataan lain : pelajar yang lulus dengan mendapat rata 90% didahulukan menerimanya dari pelajar yang mendapat 80%. Pelajar yang mendapat 80% didahulukan menerimanya dari pelajar yang mendapat 70%, dan begitulah seterusnya. Bahkan ditentukan pula fakultasnya untuk nilai-nilai tersebut itu.
Untuk melihat perbandingan sistem pendidikan di Mesir dan Indonesia kami mengambil contoh sistem pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar.
Berikut ini kami sajikan tabel perbandingan pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) yang ada di Indonesia dan Mesir.
No
Aspek yang dibandingkan
Indonesia
Mesir
1
Usia
6-12 tahun
6-11 tahun
2
Masa Belajar
6 tahun (kelas 1-6)
5 tahun (grade 1-5)
3
Tahun Akademik
Juli sampai dengan Juni
September sampai Agustus
4
Pembiayaan pendidikan
Sekolah Negeri dibiayai oleh pemerintah
Sekolah Azhar dibiayai oleh pemerintah


Sekolah Swasta hanya mendapat subsidi
Sekolah Swasta hanya mendapat subsidi
5
Waktu Belajar
· Pada Umumnya
· Pada Umumnya


Hari Senin – Sabtu
Hari Ahad – Kamis


· Pada umumnya jam belajar per hari sebanyak 6 jam
Hari jumat, sabtu libur



· Pada umumnya jam belajar per hari sebanyak 6 jam
6
Kurikullum Mata Pelajaran
· Pendidikan Agama
Dari grade 1- grade 3


· Pendidikan Kewarganegaraan
· Bahasa arab


· Bahasa Indonesia
· Matematika


· Matematika
· Seni


· Ilmu Pengetahuan Alam
· Olah raga


· Ilmu Pengetahuan Sosial
· Al-Quran


· Seni Budaya dan Keterampilan
· Agama


· Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
· Khot


· Muatan Lokal
· Imla’



· Insya



Mulai dari grade 4 -5 mata pelajarannya ditambah



· Biologi



· Sejarah



· Bahasa Inggris
7
Evaluasi
· Ujian Nasional
· Ujian per Grade


· Ujian naik kelas berdasarkan nilai harian, sikap, ujian semester
· Ujian kenaikan dari grade 1 samapai grade 3 ditentukan oleh sekolah


· Soal UN pilihan ganda
Mulai dari grade 4, soal ujian dari pusat



· Soal UN Essay
8
Konsekuensi UN
· Jika siswa tidak lulus ujian nasional tahap 1, siswa harus mengikuti UN tahap 2. Jika siswa tidak lulus pada tahap 2, mereka harus mengikuti program kejar paket A.
· Jika siswa tidak lulus pada Ujian mereka harus mengulang pelajaran pada grade yang mereka belum lulus.
9
Tujuan Pendidikan
· Tertuang dalam bentuk TIU yang terdapat dalam silabus dari BSNP dan untuk TIK dapat dikembangkan oleh Guru.
· Menyiapkan dan mengembangkan warga Mesir dengan cara yang akan membantu mereka untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat yang berubah modern untuk menghadapi tantangan terbarukan, selain memungkinkan mereka untuk memahami dimensi religius, nasional, dan budaya dari identitas mereka.

· Memberikan masyarakat dengan warga negara yang telah menguasai keterampilan ilmiah dasar, dengan penekanan khusus pada keterampilan membaca, menulis, berhitung, dan disiplin ilmu-ilmu masa depan (sains, matematika, dan bahasa).

· Menyediakan warga dengan pengetahuan dasar penting tentang kesehatan, gizi, lingkungan, dan isu-isu pembangunan yang terkait.

· Menyiapkan dan membantu warga untuk mengembangkan keterampilan dipindahtangankan, termasuk kemampuan analisis, berpikir kritis, keterampilan ilmiah, dan keterampilan pemecahan masalah yang dapat memungkinkan mereka untuk merespon tuntutan terus-menerus dan menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
10
Program pemerintah
· Bebas buta aksara
· Buta aksara pada perempuan cukup banyak
11
Ekstra kurikuler
· Pramuka
· Tidak ada


sumber :
https://www.cronyos.com/makalah-sistem-dan-kebijakan-pendidikan-mesir/
http://kependidikanislamuinbandung.blogspot.co.id/2011/04/sistem-pendidikan-di-negara-mesir.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar