Nama : Nadya Nadziratul Ula
NIM : 2015-8200-51
Kelas : Bsd / 4
Kelas : Bsd / 4
"Sistem Pendidikan
di Mesir"
Dalam perkembangan sistem pendidikan di Mesir sampai
dengan masa kemerdekaan, tahun 1956: terdapat 5 sistem persekolahan, yaitu:
Al-Azhar dengan sekolah-sekolah/ madrasah yang
bernaung di bawahnya juga disebut “Kuttab”
Sistem sekolah/ pengajaran bahasa asing
Sistem sekolah berbahasa Arab
Sekolah-sekolah pemerintah, dan
Sekolah asing dengan kurikulumnya sendiri.
Tugas pertama pemerintah adalah untuk menciptakan satu
sistem pendidikan nasional, untuk menyatukan berbagai sistem pendidikan/ atau
persekolahan tersebut. Maka sejak tahun 1953 sampai tahun 1960, telah
dikeluarkan berbagai perundangan pendidikan, yang bertujuan untuk
mengintegrasikan dan mengkonsulidasikan, mengkonsolidasikan berbagai jenis dan
sistem sekolah yang pada mulanya otonom menjadi satu sistem pendidikan
nasional. Menurut perundang-undangan yang ada, maka sistem persekolahan bermula
dari pra-sekolah atau taman kanak-kanak, sekolah dasar 6 tahun, sekolah
persiapan 3 tahun, sekolah menengah 3 tahun dan universitas 4 tahun. Dengan
demikian, menganut struktur persekolahan 6-3-3-4.
Anak-anak masuk sekolah
rendah/ dasar pada umur 6 tahun sampai dengan 12 tahun, dan pendidikan dasar 6
tahun ini merupakan kewajiban belajar dan bebas bayar. Semua sekolah swasta
yang memungut bayaran, setelah diintegrasikan ini menjadi bebas bayar bagi
tingkatan sekolah dasarnya. Untuk mengakhiri sekolah dasar ini, tidak diadakan
ujian: kecuali ujian masuk kesekolah lanjutan (bagi mereka yang akan
melanjutkan), pelajaran bahasa asing ditiadakan dan sekolah dasar ini harus di
selenggarakan secara ko-edukatif. Sekolah persiapan untuk sekolah menengah
(preparatory stage),berlangsung selama 3 tahun. Sifat pendidikannya adalah
umum, tidak ada pembagian jurusan. Sedangkan sekolah menengah (General
secondary stage), juga berlangsung selama tiga tahun, pada umumnya juga
merupakan sekolah umum, sebagai persiapan untuk masuk ke perguruan tinggi.
Namun di daerah-daerah pedesaan, diadakan sekolah-sekolah kejuruan dan teknik.
Dalam tahap ini, sekolah-sekolah diselengggarakan secara terpisah antara
anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan.
Pada saat ini sistem pendidikan di Mesir dibagi ke
dalam tiga tahapan, yaitu:
- Pendidikan Dasar (Altaklimil Islamiy)
- Pendidikan Menengah (Altaklimil altsanamy)
- Pasca Pendidikan Sekunder (Altaklimil jaamiiy)
Universitas Al-Azhar merupakan salah satu pusat peradabain islam tertua di Mesir |
Adapun jenis-jenis Sekolah di Mesir adalah sebagai
berikut:
1. Sekolah Negeri
Sekolah negeri berada di bawah
pemerintah. Masyaraka Mesir dapat mengenyam pendidikan tinggi tanpa biaya dan
hanya membayar uang pendaftarannya saja. Sedangkan mahasiswa internasional
harus membayar penuh biaya pendidikan yang mencapai hingga $ 1500 per tahun.
Secara umum, terdapat dua jenis sekolah-sekolah negeri: Arab dan sekolah Eksperimental
Language Schools.
2. Sekolah Arab, pemerintah menyediakan kurikulum
nasional dalam Bahasa Arab.
3. Eksperimental Language Schools, pendidikan yang
diajarkan sebagian besar dalam bahasa asing, contohnya kurikulum dalam bahasa
Inggris, Perancis dan menambahkan kedua sebagai bahasa asing.
Hampir semua sekolah negeri di
Mesir memiliki asrama untuk para mahasiswanya. Terutama untuk mahasiswa
internasional. Sedangkan mahasiswa lokal atau dalam negeri kebanyakan tinggal
di rumah orang tuanya. Sedangkan untuk pendaftaran ke sekolah negeri yaitu
melalui sentralisasi kantor (Office of Adminission Mesir Universitas/ Maktab
Tansiyqil jaamiaty al-misriyah). Siswa dengan skor yang lebih tinggi memiliki
peluang yang lebih baik mendapatkan tempat sendiri di sekolah pilihan mereka.
Mesir merupakan negara yang
tidak mengenal adanya dikotomi ilmu, tidak ada perbedaan atau pemisahan antara
ilmu umum maupun ilmu agama, keduanya sama pentingnya dan sama-sama berperan
dalam kehidupan. Tidak hanya Indonesia yang menerapkan sistem wajib belajar,
ternyata di Mesir pun juga menerapakan sistem tersebut. Masyarakat Mesir harus
pandai dalam hal baca tulis dan terdidik, harus memanfaatkan ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta menjadi masyarakat yang produktif, pendidikan juga harus
fleksibel, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.
foto bersama beberapa pelajar indonesia yang sedang study di Mesir |
"Kebijakan Pendidikan di Mesir"
Kurikulum dan Metodologi Pengajaran
Di Mesir, kurikulum adalah
hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum terdiri dari konsultan, supervisor, para
ahli, para profesor pendidikan, dan guru-guru yang berpengalaman. Biasanya ada
sebuah panitia untuk setiap mata pelajaran atau kelompok pelajaran, dan
ketua-ketua panitia ini diundang rapat sehingga segala keputusan daat di
koordinasikan. Kurikulum yang sudah dihasilkan oleh panitia diserahkan kepada
Dewan Pendidikan Pra universtias yang secara resmi mengesahkan untuk
diimplementasikan. Berdasarkan peraturan, kurikulum dapat diubah dan
disesuaikan untuk mengakomodasikan kondisi setempat atau hal-hal khusus.
Pusat Penelitian pendidikan
Nasional bertanggung jawab mengumpulkan informasi mengenai materi pengajaran
berdasarkan kurikulum dan mengenai implementasinya dilapangan. Hasil penelitian
itu disalurkan ke dewan kesekretariatan dan apabila diperlukan perubahan,
sebuah penelitian dibentuk dan dibagi tugas untuk mempelajarinya dan merumuskan
perubahan-perubahan itu. Sejumlah besar supervisor konsultan dari semua level
bertemu secara reguler dengan guru-guru guna memberikan bimbingan dan untuk
mengumpulkan informasi. Ada berbagai pusat latihan, sekolah percobaan, dan
sekolah percontohan, yang bertujuan untuk pembaharuan kurikulum serta perbaikan
metode mengajar. Garis besar kurikulum ditentukan sebuah tim kecil mirip dengan
tim yang diterangkan diatas dibentuk untuk menulis buku teks. Buku teks menurut
kurikulum tidak persis sama dengan kurikulum yang dilaksanakan. Perbedaannya
disebabkan oleh faktor seperti kondisi kelas, kurangnya alat peraga dan
perlengkapan lainnya, dan kualitas guru bertentangan dengan apa yang digariskan
dalam kurikulum, kebanyakan pengajaran masih berorientasi verbal.
Materi pelajaran disiapkan
oleh berbagai badan atau lembaga-lembaga termasuk panitia kurikulum dari semua
jurusan para akademisi dan asosiasi guru mata pelajaran. Pada umumnya sekolah
dan masing-masing guru mempunyai kebebasan yang aga luas dalam memilih materi
pelajaran.
Ujian, Kenaikan Kelas, dan Sertifikasi
Sistem ujian di Mesir sangat
memengaruhi pemikiran murid, orang tua serta para pejabat pendidikan karena begitu
pentingnya hasil ujian itu. Ujian naik kelas ditetapkan pada Grade 2, 4, dan 5,
dan ujian negara pertama dilaksanakan pada akhir grade 8. Murid yang lulus
mendapat Sertifikasi Pendidikan Dasar, dan dengan itu dapat melanjutkan ke
pendidikan yang lebih tinggi. Jumlah skor menentukan jenis sekolah yang akan
dimasuki, dan itu sangat penting karena umumnya hanya murid-murid yang mendapat
skor tinggi saja yang dapat masuk ke sekolah-sekolah menengah akademik yang
diinginkan menuju universitas. Kalau tidak, mereka masuk kesekolah-sekolah
teknik atau institut pendidikan lain. Jadi, masa depan anak muda mesir banyakan
tergantung pada nilai yang diperoleh pada ujian negara. Hal ini menjadi sangat
penting sehingga menjadi persaingan sesama murid sangat ketat.
Sama halnya dengan siswa-siswa yang akan menamatkan
pendidikan menengah, karena jumlah skor yang diperoleh menentukan fakultas atau
universitas mana yang mereka masuki.
Sungguh jauh berbeda dengan di
Indonesia. Di Mesir untuk masuk fakultas tidak diadakan ujian lagi, melainkan
cukup ujian penghabisan Tsanawiyah (SMA) saja. Mereka masuk satu fakultas
menurut jurusannya, dan menurut tertib tingkat lulusnya dalam ujian penghabisan
Tsanawiyah itu. Pelajar-pelajar yang nilanya istimewa, baik sekali, didahulukan
menerimanya dari pelajar-pelajar yang nilainya baik atau maqbul, atau dengan
perkataan lain : pelajar yang lulus dengan mendapat rata 90% didahulukan
menerimanya dari pelajar yang mendapat 80%. Pelajar yang mendapat 80%
didahulukan menerimanya dari pelajar yang mendapat 70%, dan begitulah
seterusnya. Bahkan ditentukan pula fakultasnya untuk nilai-nilai tersebut itu.
Untuk melihat perbandingan sistem pendidikan di Mesir
dan Indonesia kami mengambil contoh sistem pendidikan pada jenjang Sekolah
Dasar.
Berikut ini kami sajikan tabel perbandingan pendidikan
pada jenjang Sekolah Dasar (SD) yang ada di Indonesia dan Mesir.
No
|
Aspek yang dibandingkan
|
Indonesia
|
Mesir
|
1
|
Usia
|
6-12 tahun
|
6-11 tahun
|
2
|
Masa Belajar
|
6 tahun (kelas 1-6)
|
5 tahun (grade 1-5)
|
3
|
Tahun Akademik
|
Juli sampai dengan Juni
|
September sampai Agustus
|
4
|
Pembiayaan pendidikan
|
Sekolah Negeri dibiayai oleh pemerintah
|
Sekolah Azhar dibiayai oleh pemerintah
|
Sekolah Swasta hanya mendapat subsidi
|
Sekolah Swasta hanya mendapat subsidi
|
||
5
|
Waktu Belajar
|
· Pada Umumnya
|
· Pada Umumnya
|
Hari Senin – Sabtu
|
Hari Ahad – Kamis
|
||
· Pada umumnya jam belajar per hari sebanyak 6 jam
|
Hari jumat, sabtu libur
|
||
· Pada umumnya jam belajar per hari sebanyak 6 jam
|
|||
6
|
Kurikullum Mata Pelajaran
|
· Pendidikan Agama
|
Dari grade 1- grade 3
|
· Pendidikan Kewarganegaraan
|
· Bahasa arab
|
||
· Bahasa Indonesia
|
· Matematika
|
||
· Matematika
|
· Seni
|
||
· Ilmu Pengetahuan Alam
|
· Olah raga
|
||
· Ilmu Pengetahuan Sosial
|
· Al-Quran
|
||
· Seni Budaya dan Keterampilan
|
· Agama
|
||
· Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
|
· Khot
|
||
· Muatan Lokal
|
· Imla’
|
||
· Insya
|
|||
Mulai dari grade 4 -5 mata pelajarannya ditambah
|
|||
· Biologi
|
|||
· Sejarah
|
|||
· Bahasa Inggris
|
|||
7
|
Evaluasi
|
· Ujian Nasional
|
· Ujian per Grade
|
· Ujian naik kelas berdasarkan nilai harian, sikap, ujian semester
|
· Ujian kenaikan dari grade 1 samapai grade 3 ditentukan oleh sekolah
|
||
· Soal UN pilihan ganda
|
Mulai dari grade 4, soal ujian dari pusat
|
||
· Soal UN Essay
|
|||
8
|
Konsekuensi UN
|
· Jika siswa tidak lulus ujian nasional tahap 1, siswa harus mengikuti UN
tahap 2. Jika siswa tidak lulus pada tahap 2, mereka harus mengikuti program
kejar paket A.
|
· Jika siswa tidak lulus pada Ujian mereka harus mengulang pelajaran pada
grade yang mereka belum lulus.
|
9
|
Tujuan Pendidikan
|
· Tertuang dalam bentuk TIU yang terdapat dalam silabus dari BSNP dan
untuk TIK dapat dikembangkan oleh Guru.
|
· Menyiapkan dan mengembangkan warga Mesir dengan cara yang akan membantu
mereka untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat yang berubah modern
untuk menghadapi tantangan terbarukan, selain memungkinkan mereka untuk
memahami dimensi religius, nasional, dan budaya dari identitas mereka.
|
· Memberikan masyarakat dengan warga negara yang telah menguasai
keterampilan ilmiah dasar, dengan penekanan khusus pada keterampilan membaca,
menulis, berhitung, dan disiplin ilmu-ilmu masa depan (sains, matematika, dan
bahasa).
|
|||
· Menyediakan warga dengan pengetahuan dasar penting tentang kesehatan,
gizi, lingkungan, dan isu-isu pembangunan yang terkait.
|
|||
· Menyiapkan dan membantu warga untuk mengembangkan keterampilan
dipindahtangankan, termasuk kemampuan analisis, berpikir kritis, keterampilan
ilmiah, dan keterampilan pemecahan masalah yang dapat memungkinkan mereka
untuk merespon tuntutan terus-menerus dan menyesuaikan diri dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
|
|||
10
|
Program pemerintah
|
· Bebas buta aksara
|
· Buta aksara pada perempuan cukup banyak
|
11
|
Ekstra kurikuler
|
· Pramuka
|
· Tidak ada
|
sumber :
https://www.cronyos.com/makalah-sistem-dan-kebijakan-pendidikan-mesir/
http://kependidikanislamuinbandung.blogspot.co.id/2011/04/sistem-pendidikan-di-negara-mesir.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar