SEJARAH DAN DINAMIKA PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA
Disusun
untuk melengkapi tugas mata kuliah “Pengembangan dan Inovasi Kurikulum”
Dosen
Dr. Dirgantara Wicaksono, M.Pd
Disusun
Oleh:
Nadya Nadziratul Ula 201582005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Perkembangan kurikulum sebagai suatu disiplin
ilmu dewasa ini berkembang secara pesat, baik secara teoritis maupun praktis.
Jika dahulu kurikulum tradisional lebih banyak terfokus pada mata pelajaran
dengan sistem penyampaian penuangan, maka sekarang kurikulum lebih banyak
diorientasikan pada dimensi-dimensi baru, sperti kecakapan hidup, pengembangan
diri, pembangunan ekonomi dan industri, era globalisasi dengan berbagai
permasalahannya, politik, bahkan dalam praktiknya telah menyentuh dimensi
teknologi terutama teknologi informasi dan komunikasi. Disiplin ilmu kurikulum
harus membuka diri terhadap kekuatan-kekuatan eksternal yang dapat memengaruhi
dan menentukan arah dan intensitas proses pengembangan kurikulum.
Dalam dunia pendidikan, salah satu kunci untuk
menentukan kualitas lulusan adalah kurikulum pendidikannya. Karena pentingnya
maka setiap kurun waktu tertentu
kurikulum selalu dievaluasi untuk kemudian disesuaikan dengan dimensi-dimensi baru seperti yang telah diungkapkan diatas.
kurikulum selalu dievaluasi untuk kemudian disesuaikan dengan dimensi-dimensi baru seperti yang telah diungkapkan diatas.
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi, pengetahuan
dan metode belajar semakin lama semakin maju pesat. Oleh karena itu, tidak
mungkin dalam suatu instansi pendidikan tetap mempertahankan kurukulum lama;
hal ini dikhwatirkan akan mengakibatkan suatu instansi sekolah tidak dapat
sejajar dengan sekolah-sekolah yang lain.
Pengembangan
kurikulum sebenarnya merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia. Ia sebagai instrument yang membantu praktisi
pendidikan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan kebutuhan masyarakat.
Pengembangan kurikulum merupakan alat untuk membantu guru melakukan tugasnya
mengajar dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Pengembangan kurikulum tidak pernah
berhenti, ia merupakan proses yang berkelanjutan dan terus menerus sejalan
dengan perkembangan dan tuntutan jaman dan perubahan yang terjadi didalam
masyarakat.
Prof. Dr. Engkoswara, guru besar Universitas Pendidikan Indonesia Bandung
telah membuat 4 (empat) rumus pengertian kurikulum, lengkap dengan
visualisasinya. Pertama, kurikulum adalah jarak yang harus ditempuh oleh
pelari. Kedua, kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran. Keiga, kurikulum
adalah sejumlah mata pelajaran dan kegiata-kegiatan yang harus dilakukan oleh
peserta didik. Keempat, kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran dan
kegiatan-kegiatan, serta segala sesuati yang akan berpengaruh dalam upaya pencapaian
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Rumus ini memudahkan kita untuk
memahami pengertian kurikulum. Rumus ini sama sekali tidak melenceng dari
definisi yang telah dikemukakan para ahli, misalnya Hilda Taba menjelaskan
dengan amat singkat bahwa “curriculum is
a plan of learning”. Demikian juga bila dibandingkan dengan pengertian
kurikulum dalam Pasal 1 butir 19 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa “Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana
sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia ?
2.
Bagaimana
dinamika perkembangan kurikulum di Indonesia ?
3.
Jelaskan
macam-macam kurikulum yang berkembang di Indonesia ?
C.
TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
bagaimana sejarah dan perkembangan
kurikulum-kurikulum di Indonesia sampai sekarang.
D.
MANFAAT
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai
patokan bagi Pengajar, Siswa, Mahasiswa dan semua yang berada di ruang lingkup
pendidikan untuk selalu siap mengembangkan pendidikan di Indonesia.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM
Dalam perjalanan sejarah sebelum kemerdekaan, kurikulum sering
dijadikan alat politik oleh pemerintah. Misalnya, ketika Indonesia masih di
bawah penjajahan Belanda dan Jepang, kurikulum harus disesuaikan dengan
kepentingan politik kedua negara tersebut. Setelah Indonesia merdeka pada tahun
1945, kurikulum sekolah diubah dan disesuaikan dengan kepentingan politik
bangsa Indonesia yang dilandasi oleh nilai-nilai luhur bangsa sebagai cerminan
masyarakat Indonesia.
Pasca kemerdekaan, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami
perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004,
2006 dan 2013. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya
perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat
berbangsa dan bernegara. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan
landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan
pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
B. DINAMIKA PENGEMBANGAN
KURIKULUM PENDIDIKAN
Sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia telah menetapkan tujuan yang jelas
kemana NKRI akan dibawa. Dasar negara telah ditetapkan sejak prakemerdekaan,
yakni Pancasila, lengkap dengan lambang negara, motto, lagu kebangsaan, dan
bahkan konstitusi yang di dalamnya telah memuat empat tujuan negara yang akan
dicapai. Salah satu tujuan itu dirumuskan dengan sangat tepat, yakni
“Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”, dan ternyata konsep “mencardaskan” itu telah
dijelaskan oleh Horard Gardner setelah dua puluh delapan tahun kemudian, dalam
bukunya berjudul Frames od Mind: the
Tehory of Multiple Intelligences yaitu tentang tujuh tipe kecerdasan
manusia. Singkatnya, bukan hanya kecerdasan intelektual (otak kiri) tetapi juga
kecerdasan spiritual, emosional, bahkan juga kinestetiknya.
Salah satu faktor yang mendorong untuk mengembangkan kurikulum adalah
amanat Undang-Undang tentang Sitem Pendidikan Nasional. Kurikulum pertama di
Indonesia telah lahir sebagai penjabaran amanat dalam Undang-Undang Nomor 4
Tahun 1950 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran, Undang-Undang Nomor
12 Tahun 1954, UU Nomor 22 Tahun 1961, UU Nomor 2 Tahun 1989, dan akhirnya UU
Nomor20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Di samping itu, tuntutan
globalisasi, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknolgi juga ikut mendorong
terjadinya perbaikan dan pengembangan kurikulum.
C.
KURIKULUM RENCANA PELAJARAN (1947-1968)
Isi yang terkandung dalam kurikulum Rencana Pelajaran : Kurikulum
pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan.
Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang curriculum (bahasa Inggris).
Kurikulum yang dipakai oleh Bangsa Indonesia pada tahun 1947 adalah Rencana
Pelajaran 1947. Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum
diawali dari Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok, yaitu (1) daftar
mata pelajaran dan jam pengajarannya, (2) garis-garis besar pengajaran.
Kurikulum ini boleh dikatakan sebagai pengganti sistem
pendidikan kolonial Belanda dan kurikulum ini tujuannya tidak menekankan pada
pendidikan pikiran, tetapi yang diutamakan adalah pendidikan watak, kesadaran
bernegara dan bermasyarakat. Sedangkan materi pelajaran dihubungkan dengan
kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.
D.
RENCANA PELAJARAN TERURAI 1952
Pembentukan Panitia Penyelidik Pengajaran pada masa Mr. Soewandi sebagai Menteri PP dan K
(Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan) adalah dalam rangka mengubah sistem
pendidikan kolonial ke dalam sistem pendidikan nasional. Salah satu hasil
panitia tersebut yang menyangkut kurikulum adalah bahwa setiap rencana
pelajaran pada setiap tingkat pendidikan harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut (Depdikbud, 1979:108): a). Pendidikan pikiran harus dikurangi b). Isi
pelajaran harus dihubungkan terhadap kesenian c). Pendidikan watak d). Pendidikan
jasmani e). Kewarganegaraan dan masyarakat. Silabus mata pelajarannya jelas
sekali, seorang guru mengajar satu mata pelajaran. Fokusnya pada pengembangan
Pancawardhana (five principles of
development), yaitu :a) Daya cipta, b) Rasa, c) Karsa, d) Karya, e) Moral.
E.
KURIKULUM 1964
Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum
ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat
pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran
dipusatkan pada program Pancawardhana yang meliputi pengembangan daya cipta,
rasa, karsa, karya, dan moral (Hamalik, 2004). Mata pelajaran diklasifikasikan
dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik,
keprigelan (keterampilan), dan jasmani. Pendidikan dasar lebih menekankan pada
pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis. TAP MPRS XXVI tahun 1966
menentukan bahwa pendidikan haruslah diarahkan pada (a) mempertinggi
mental-moral-budi pekerti dan memperkuat keyakinan beragama, (b) mempertinggi
kecerdasan dan ketrampilan, dan (c) membina/ memperkembangkan fisik yang kuat
dan sehat.
F.
KURIKULUM 1968
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu
dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi
pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum
1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia
Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi
pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan,
serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.
Isi dari kurikulum 1968 ialah mempertinggi mental-moral-budi
pekerti dan memperkuat keyakinan beragama, mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan, membina/memperkembangkan fisik yang kuat dan sehat. Kurikulum
1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan
Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya
Sembilan.
G.
KURIKULUM 1975
Lahirnya kurikulum 1975 bertujuan untuk mencapai tujuan
instruksional umum, tujuan instruksional khusus, dan berbagai rincian lainnya. Adapun
ciri-ciri lebih lengkap kurikulum ini adalah sebagai berikut: 1). Berorientasi
pada tujuan. 2). Menganut pendekatan integratif dalam arti bahwa setiap
pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya
tujuan-tujuan yang lebih integratif. 3). Menekankan kepada efisiensi dan
efektivitas dalam hal daya dan waktu. 4). Menganut pendekatan sistem
instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional
(PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang
spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa. 5). Dipengaruhi
psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon (rangsang-jawab)
dan latihan (drill).
H.
KURIKULUM 1984
Sebelum pemberlakuan kurikulum 1984, yaitu pada tahun 1983 mata
pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) ditetapkan sebagai mata
pelajaran wajib. Dengan demikian maka pendidikan idiologi dilakukan melalui
Pendidikan Pancasila yang memiliki komponen Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (P-4), Pendidikan Moral Pancasila (PMP), dan Pendidikan Sejarah
Perjuangan Bangsa (PSPB).
Kurikulum 1984 mengusung process
skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan
tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang
disempurnakan”. Ciri-Ciri umum dari Kurikulum CBSA adalah: 1). Berorientasi
pada tujuan instruksional. 2). Pendekatan pembelajaran adalah berpusat pada
anak didik; Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). 3). Pelaksanaan
Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB). 4). Materi pelajaran menggunakan
pendekatan spiral, semakin tinggi
tingkat kelas semakin banyak materi pelajaran yang di bebankan pada peserta
didik. 5). Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. 6).
Konsep-konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru
kemudian diberikan latihan setelah mengerti.
I.
KURIKULUM 1994
Kurikulum 1994 ini merupakan revisi terhadap kurikulum 1984 tetapi
pada dasarnya keduanya tidak memiliki perbedaan yang prinsipil. Orientasi
pendidikan pada pengajaran disiplin ilmu menempatkan kurikulum sebagai
instrumen untuk ”transfer of knowledge”.
Penyempurnaan terjadi pada materi pendidikan sejarah karena materi pendidikan
sejarah yang tercantum dalam kurikulum SMA 1984 (nama baru SMA berdasarkan
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 adalah SMU) dianggap tidak lengkap, maka
kurikulum SMU 1994 menyempurnakannya.
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan
dilaksanakan sesuai dengan UU no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan
mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan
yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi
kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak.
Tujuan pengajaran menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilan
menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
J.
KURIKULUM 2004 (KBK)
Secara singkat dengan KBK ini ditekankan agar siswa yang mengikuti
pendidikan di sekolah memiliki kompetensi yang diinginkan. Kompetensi merupakan
perpaduan antara pengetahuan, keterampilan, nilai serta sikap yang ditunjukkan
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Mulyasa, E., 2010:37). Sehingga KBK
diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap,
dan minat siswa agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk keterampilan, tepat,
dan berhasil dengan penuh tanggung jawab.
Kurikulum Berbasis Kompetensi berorientasi pada: (1) hasil dan
dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian
pengalaman belajar yang bermakna, dan (2) keberagaman yang dapat
dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhannya (Puskur, 2002a). Tujuan yang ingin
dicapai menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual
maupun klasikal.
K.
KURIKULUM 2006 (KTSP)
Kurikulum 2006 ini dikenal dengan sebutan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target
kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak
perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru
lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan
lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan
kerangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan
kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan
telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
Tujuan KTSP ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan
peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang
ada di daerah. Tujuan Panduan Penyusunan KTSP ini untuk menjadi acuan bagi
satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalam
penyusunan dan pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat
satuan pendidikan yang bersangkutan.
L.
KURIKULUM 2013
Muhammad Nuh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, menegaskan bahwa
kurikukulum terbaru 2013 ini lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran
kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Adapun ciri kurikulum
2013 yang paling mendasar ialah menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan
dan mencari tahu pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang
telah mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan
informasi. Kesiapan guru berdampak pada kegiatan guru dalam mendorong siswa melakukan
observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan apa yang telah mereka
peroleh setelah menerima materi pembelajaran. Sedangkan untuk siswa lebih
didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan
interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki kemampuan berpikir kritis.
Tujuannya adalah terbentuk generasi produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.
Khusus untuk tingkat SD, pendekatan tematik integrative memberi kesempatan
siswa untuk mengenal dan memahami suatu tema dalam berbagai mata pelajaran.
Pelajaran IPA dan IPS diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pasca kemerdekaan, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami
perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004,
2006 dan 2013. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya
perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat
berbangsa dan bernegara
Pengembangan
kurikulum sebenarnya merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia. Ia sebagai instrument yang membantu praktisi
pendidikan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan kebutuhan masyarakat.
Pengembangan kurikulum merupakan alat untuk membantu guru melakukan tugasnya
mengajar dan memenuhi kebutuhan masyarakat. kurikulum merupakan salah satu alat
untuk membina dan mengembangkan siswa menjadi manusia yang bertakwa, kepada
Allah SWT, berakhlak mulia, sehat, cerdas, berilmu, cakap, kreatif dan mampu
menjadi warga Negara yang bertanggung jawab.
Terdapat
berbagai macam pertimbangan atau landasan untuk mengembangkan kurikulum menjadi
yang lebih baik. Diantaranya adalah landasan filosofis, landasan sosiologis,
landasan psikologis, dan organisatoris. Terdapat empat standar kualitas pendidikan
yaitu: 1. Guru, 2. Kurikulum, 3. Atmosfer akademik, dan 4. Sumber
keilmuan. Mutu atau kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas dan komitmen
seorang guru.
B.
Saran
Makalah ini tentu masih
mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan, karena itu kepada para pembaca untuk
berkenan menyumbangkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
bertambahnya wawasan kami di bidang ini. Akhirnya kepada Allah jualah kami
memohon taufik dan hidayah. Semoga usaha
kami ini mendapat manfaat yang baik, serta mendapat ridho dari Allah SWT. Amin ya rabbal ‘alamin.
DAFTAR
PUSTAKA
Bambang indriyanto. 2013. Kurikulum 2013: Instrumen
Peningkatan Mutu Pendidikan (online) (http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/artikel-kurikulum-bambang-indriyanto diakses
pada tanggal 14 Oktober 2014)
Burhan Nurgiyantoro. 2008. Dasar-Dasar Pengembangan
Kurikulum Sekolah Sebuah Pengantar Teoritik Dan Pelaksanaan, Yogyakarta
:BPFE Anggota IKAPI
Yana Supriyantna, 2013. Upaya Peningkatan Kualitas
Pendidikan, (online) (http://orangmajalengka.blogspot.com/2012/06/upaya-peningkatan-kualitas-pendidikan.html diakses
pada tanggal 14 Oktober 2014)
Muhaimin. 2005. Pengembangan Kurikulum Konsep
Implementasi Konsep Dan Inovasi, Yogyakarta : Teras
Momod. 2013. Kurikulum 2013 Titik
Tolak Peningkatan Kualitas Pendidikan. (online) (http://mpn.kominfo.go.id/index.php/2013/03/06/kurikulum-2013-titik-tolak-peningkatan-kualitas-pendidikan/ diakses
pada tanggal 14 Oktober 2014)
Hamalik, Oemar. 2009. Dasar –
Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung : Remaja Rosdakarya
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR
ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang .............................................................................................. 1
B.
Rumusan
Masalah.......................................................................................... 2
C.
Tujuan
........................................................................................................... 2
D.
Manfaat
......................................................................................................... 3
BAB II Kajian pustaka
A.
Sejarah
Perkembangan Kurikulum................................................................. 4
B.
Dinamika
Pengembangan Kurikulum Pendidikan......................................... 4
C.
Kurikulum
Rencana Pelajaran (1947 – 1968)................................................ 5
D.
Rencana
Pelajaran Terurai 1952..................................................................... 6
E.
Kurikulum
1964............................................................................................. 6
F.
Kurikulum
1968............................................................................................. 6
G.
Kurikulum
1975............................................................................................
7
H.
Kurikulum
1984............................................................................................. 7
I.
Kurikulum
1994............................................................................................
8
J.
Kurikulum
2004 (Kbk).................................................................................
9
K.
Kurikulum
2006 (Ktsp).................................................................................
9
L.
Kurikulum
2013..........................................................................................
10
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.................................................................................................. 11
B. Saran............................................................................................................ 11
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................................ 13
|
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi
Wabarakatuh
Alhamdulillah, Puji dan Syukur saya panjatkan ke Hadirat Allah SWT.
Karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang sejarah dan
dinamika perkembangan kurikulum di Indonesia
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Olehnya itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga
bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
diharapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, 12 Juli 2017
Penulis
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar